Kamis, 06 November 2014

Pentingnya Memahami Jati Diri Seorang Muslimah



Wanita muslimah laksana bunga yang menawan, wanita sholehah bagaikan sebuah perhiasan yang tak ternilai harganya.
Muslimah sejati adalah mereka yang pandangan matanya selalu menunduk, dan mampu menundukan mata-mata lelaki yang mencoba menaklukannya.
Kita sebagai muslimah, bagaimana kita mengenal diri kita. Apakah selama ini kita menjalani kehidupan tanpa mengenal diri kita, tidak tahu apa tugas kita, dan tidak tahu kemana tujuan kita. Betapa penting mengenal diri sendiri sebelum kita mengenal arti kehidupan yang lain. Sulit bagi orang yang tidak memahami dirinya untuk menggapai hidup dalam ketenangan dan kesejahteraan.
Jati diri wanita nampak dari akhlak dan tindakan yang dilakukannya. Kita sebagai muslimah hendaknya meneladani tokoh-tokoh wanita muslimah dahulu. Salah satu tokoh wanita yang patut dijadikan suri tauladan bagi para wanita muslimah sekarang adalah Siti Khodijah, istri Rasulullah saw, ummahatu al mukminin, seorang wanita yang pertama kali memeluk dienul Islam, dan salah satu wanita yang terkemuka di dunia ini.
Rahasia yang menjadikan Khodijah masuk syurga ternyata telah diungkap sendiri oleh Rosulullah saw dalam suatu haditsnya, tepatnya ketika pada suatu hari Aisyah ra merasa cemburu dengan Khadijah ra yang sudah lama meninggal, akan tetapi Rosulullah saw masih saja terus mengingat-ingat kebaikannya, ketika itu juga Aisyah ra berkata kepada Rosulullah saw : ” Wahai Rosulullah saw bukankah Allah swt telah menggantikannya dengan istri yang lebih muda dan lebih baik darinya ?
Mendengar pernyataan tersebut, Rosulullah saw menjadi murka, seraya bersabda :
” Tidak, demi Allah , tidak ada yang bisa menggantikannya : dia beriman kepada-ku disaat  kebanyakan orang mengkafiri-ku, dia membenarkan-ku pada saat mereka mendustakan-ku, dia membantu-ku dengan harta-nya  ketika mereka pada meninggalkan-ku, dan darinya aku dikaruniai keturunan pada saat istri-istriku yang lain tidak bisa mempunyai anak ”


Dari hadist di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa Rasulullah saw telah menerangkan tiga hal yang menyebabkan Khadijah ra masuk syurga, sebagaimana yang telah dijanjikan Allah swt.

1.      Mempunyai keimanan yang tangguh
Keimanan tersebut  tumbuh dari rasa kesadaran dan atas dasar ilmu, bukan karena ikut-ikutan atau karena takut dikucilkan. Hal ini terlihat dengan jelas, ketika beliau telah berani menyatakan keimanannya pada nabi Muhammad saw, disaat orang lain menghindar dan mengkafirinya. Keimanan yang tangguh ini tidak goyah. Keimanan semacam inilah yang mengantarkan orang yang memilikinya menuju syurga.

2.      Menginfakkan hartanya untuk sebuah perjuangan
Sebab kedua yang mengantarkan Siti Khadijah sebagai penghuni syurga adalah keikhlasannya didalam menginfakkan hartanya dijalan Allah demi tegak dan tersebarnya Dinul Islam. Banyak contoh serupa yang menguatkan pernyataan diatas, bahwa infak dijalan Allah adalah satu jalan yang mengantarkan seseorang untuk masuk syurga. Ini terlihat dengan jelas pada diri sahabat Ustman bin Affan yang menginfakkan sebagian besar hartanya untuk biaya perang fi sabilillah .
Dalam hal ini Rosulullah saw bersabda :
” Wahai Utsman, ( berbuatlah sesuka hatimu ) setelah ini, karena semua amalanmu yang kamu berbuat tidak  akan  bisa menghalangimu masuk syurga  ”
Allah berfirman  :
 ” Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. ” ( QS Al Hujurat : 15 )

3.      Membuat ridha suami
Dalam hal ini, beliau mampu memberikan hak, perhatian, kecintaan, dan keturunan bagi suaminya. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Khadijah as tidak pernah  bersuara diatas suara suaminya. Yang jelas, khadijah telah mengetahui kadar keagungan suaminya dan memberikan yang terbaik untuk keagungannya.


” Wanita- wanita kalian yang merupakan penghuni syurga adalah yang perhatian kepada suaminya , jika ia mendapatkan suaminya sedang marah, segera ia mendatanginya , dan meletakkan tangannya di di dalam tangan suaminya, sambil mengatakan : “  Saya tidak akan bisa tenang sehingga anda ridha “ 
Memberikan keturunan dan mendidik mereka dengan baik ( kaderisasi ) , merupakan sumber amal sholeh yang memasukkan kita ke syurga juga.
Dalam suatu hadits disebutkan :
“ Barang siapa yang merawat dua anak perempuan sehingga mereka baligh, maka ketika ia datang pada hari kiamat,  saya dan dia kedudukannya seperti ini “- seraya menempelkan jari telunjuk dan jari tengahnya - ( HR Muslim  ) 

1.      Menjaga Kemaluannya
Di dalam Al Qur’an, Allah menerangkan bahwa diantara sifat seorang muslimah yang beruntung adalah orang yang menjaga kemaluannya.Allah berfirman (yang artinya), “dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali kepada suami mereka, maka mereka itu tidak tercela. Adapun orang-orang yang mencari selain itu, mereka adalah orang yang melampaui batas”(QS. Al Mu’minuun : 5-7).
Maka, muslimah yang beruntung adalah yang menjaga kemaluannya.Adapun orang yang tidak menjaganya dengan berzina atau onani, maka dia adalah orang yang melampaui batas.Allah berfirman (yang artinya), “Janganlah kalian mendekati zina.Sesungguhnya zina adalah perbuatan keji dan jalan yang buruk” (QS. Al Israa : 32). Imam Ahmad mengatakan, “Aku tidak tahu ada dosa yang paling besar setelah membunuh selain zina” (Al Jawaabul Kaafi, hal. 162).

2.      Menundukkan pandangan
Allah berfirman (yang artinya), “Katakanlah kepada orang-orang yang beriman, hendaknya mereka menundukkan pandangannya dan menjaga kemaluan mereka.Sesungguhnya itu lebih suci bagi mereka” (QS. An Nuur : 30).


Ibnul Qayyim mengatakan, “Pandangan adalah penunjuk jalan serta utusan syahwat.Menjaga pandangan adalah modal pokok untuk menjaga kemaluan.Siapa yang tidak menjaga pandangannya, dia telah menempatkan dirinya ke tempat kehancuran” (Al Jawaabul Kaafi, hal. 216).Oleh karena itu, menjaga kemaluan tergantung kepada menjaga pandangan. Orang yang mampu menjaga pandangannya, akan mampu menjaga kemaluannya dengan izin Allah.
Maka jagalah pandangan dari lawan jenis. Orang yang mampu menjaga pandangannya, Allah akan menerangi hatinya dengan cahaya. Ibnul Qayyim mengatakan, “Menundukkan pandangan akan memberikan cahaya dan kemuliaan kepada hati yang akan nampak pengaruhnya pada mata, wajah, dan anggota tubuh lainnya sebagaimana melepaskan pandangan akan memberikan kegelapan kepada hati yang akan nampak pengaruhnya pada wajah dan anggota tubuh lainnya” (Raudhatul Muhibbin, hal. 73).

#Kemuslimahan_Edisi_1