Wanita muslimah laksana
bunga yang menawan, wanita sholehah bagaikan sebuah perhiasan yang tak ternilai
harganya.
Muslimah sejati adalah
mereka yang pandangan matanya selalu menunduk, dan mampu menundukan mata-mata
lelaki yang mencoba menaklukannya.
Kita
sebagai muslimah, bagaimana kita mengenal diri kita.
Apakah selama ini kita menjalani kehidupan tanpa mengenal diri kita, tidak tahu
apa tugas kita, dan tidak tahu kemana tujuan kita. Betapa penting mengenal diri
sendiri sebelum kita mengenal arti kehidupan yang lain. Sulit bagi orang yang
tidak memahami dirinya untuk menggapai hidup dalam ketenangan dan
kesejahteraan.
Jati
diri wanita nampak dari akhlak dan tindakan yang dilakukannya. Kita sebagai
muslimah hendaknya meneladani tokoh-tokoh wanita muslimah dahulu. Salah satu
tokoh wanita yang patut dijadikan suri tauladan bagi para wanita muslimah
sekarang adalah Siti Khodijah, istri Rasulullah saw, ummahatu al mukminin, seorang
wanita yang pertama kali memeluk dienul Islam, dan salah satu wanita yang
terkemuka di dunia ini.
Rahasia yang menjadikan
Khodijah masuk syurga ternyata telah diungkap sendiri oleh Rosulullah saw dalam
suatu haditsnya, tepatnya ketika pada suatu hari Aisyah ra merasa cemburu
dengan Khadijah ra yang sudah lama meninggal, akan tetapi Rosulullah saw masih
saja terus mengingat-ingat kebaikannya, ketika itu juga Aisyah ra berkata
kepada Rosulullah saw : ” Wahai Rosulullah saw bukankah Allah swt telah
menggantikannya dengan istri yang lebih muda dan lebih baik darinya ?
Mendengar pernyataan tersebut, Rosulullah saw
menjadi murka, seraya bersabda :
” Tidak, demi Allah , tidak ada yang bisa menggantikannya : dia beriman
kepada-ku disaat kebanyakan orang mengkafiri-ku, dia membenarkan-ku pada
saat mereka mendustakan-ku, dia membantu-ku dengan harta-nya ketika
mereka pada meninggalkan-ku, dan darinya aku dikaruniai keturunan pada saat
istri-istriku yang lain tidak bisa mempunyai anak ”
Dari hadist di atas, kita
bisa menyimpulkan bahwa Rasulullah saw telah menerangkan tiga hal yang
menyebabkan Khadijah ra masuk syurga, sebagaimana yang telah dijanjikan Allah
swt.
1.
Mempunyai keimanan yang tangguh
Keimanan tersebut tumbuh dari rasa
kesadaran dan atas dasar ilmu, bukan karena ikut-ikutan atau karena takut
dikucilkan. Hal ini terlihat dengan jelas, ketika beliau telah berani
menyatakan keimanannya pada nabi Muhammad saw, disaat orang lain menghindar dan
mengkafirinya. Keimanan yang tangguh ini tidak goyah. Keimanan semacam inilah yang mengantarkan orang
yang memilikinya menuju syurga.
2.
Menginfakkan hartanya
untuk sebuah perjuangan
Sebab kedua yang
mengantarkan Siti Khadijah sebagai penghuni syurga adalah keikhlasannya didalam
menginfakkan hartanya dijalan Allah demi tegak dan tersebarnya Dinul Islam. Banyak contoh
serupa yang menguatkan pernyataan diatas, bahwa infak dijalan Allah adalah satu
jalan yang mengantarkan
seseorang untuk masuk syurga. Ini terlihat dengan jelas pada diri sahabat
Ustman bin Affan yang menginfakkan sebagian besar hartanya untuk biaya perang
fi sabilillah .
Dalam hal ini Rosulullah saw bersabda :
” Wahai Utsman, ( berbuatlah sesuka hatimu ) setelah ini, karena
semua amalanmu yang kamu berbuat tidak akan bisa menghalangimu
masuk syurga ”
Allah berfirman :
” Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang
percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu
dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah
orang-orang yang benar. ” ( QS Al Hujurat : 15 )
3.
Membuat ridha suami
Dalam hal ini, beliau
mampu memberikan hak, perhatian, kecintaan, dan keturunan bagi suaminya. Dalam
riwayat lain disebutkan bahwa Khadijah as tidak pernah bersuara diatas
suara suaminya. Yang jelas, khadijah telah mengetahui kadar keagungan suaminya
dan memberikan yang terbaik untuk keagungannya.
” Wanita- wanita kalian yang merupakan penghuni syurga adalah yang
perhatian kepada suaminya , jika ia mendapatkan suaminya sedang marah, segera
ia mendatanginya , dan meletakkan tangannya di di dalam tangan suaminya, sambil
mengatakan : “ Saya tidak akan bisa tenang sehingga anda ridha “
Memberikan keturunan dan mendidik mereka dengan
baik ( kaderisasi ) , merupakan sumber amal sholeh yang memasukkan kita ke
syurga juga.
Dalam suatu hadits disebutkan :
“ Barang siapa yang merawat dua anak perempuan
sehingga mereka baligh, maka ketika ia datang pada hari kiamat, saya dan
dia kedudukannya seperti ini “- seraya menempelkan jari telunjuk dan jari
tengahnya - ( HR Muslim )
1.
Menjaga Kemaluannya
Di dalam Al Qur’an, Allah
menerangkan bahwa diantara sifat seorang muslimah yang beruntung adalah orang
yang menjaga kemaluannya.Allah berfirman (yang artinya), “dan orang-orang
yang menjaga kemaluannya, kecuali kepada suami mereka, maka mereka itu tidak
tercela. Adapun orang-orang yang mencari selain itu, mereka adalah orang yang
melampaui batas”(QS. Al Mu’minuun : 5-7).
Maka, muslimah yang beruntung
adalah yang menjaga kemaluannya.Adapun orang yang tidak menjaganya dengan
berzina atau onani, maka dia adalah orang yang melampaui batas.Allah berfirman
(yang artinya), “Janganlah kalian mendekati zina.Sesungguhnya zina adalah
perbuatan keji dan jalan yang buruk” (QS. Al Israa : 32). Imam Ahmad
mengatakan, “Aku tidak tahu ada dosa yang paling besar setelah membunuh selain
zina” (Al Jawaabul Kaafi, hal. 162).
2. Menundukkan pandangan
Allah berfirman (yang artinya), “Katakanlah kepada orang-orang yang
beriman, hendaknya mereka menundukkan pandangannya dan menjaga kemaluan
mereka.Sesungguhnya itu lebih suci bagi mereka” (QS. An Nuur : 30).
Ibnul Qayyim mengatakan, “Pandangan adalah penunjuk jalan serta utusan
syahwat.Menjaga pandangan adalah modal pokok untuk menjaga kemaluan.Siapa yang
tidak menjaga pandangannya, dia telah menempatkan dirinya ke tempat kehancuran”
(Al Jawaabul Kaafi, hal. 216).Oleh karena itu, menjaga kemaluan tergantung kepada menjaga
pandangan. Orang yang
mampu menjaga pandangannya, akan mampu menjaga kemaluannya dengan izin Allah.
Maka jagalah
pandangan dari lawan jenis. Orang yang mampu menjaga pandangannya, Allah akan
menerangi hatinya dengan cahaya. Ibnul Qayyim mengatakan, “Menundukkan
pandangan akan memberikan cahaya dan kemuliaan kepada hati yang akan nampak
pengaruhnya pada mata, wajah, dan anggota tubuh lainnya sebagaimana melepaskan
pandangan akan memberikan kegelapan kepada hati yang akan nampak pengaruhnya
pada wajah dan anggota tubuh lainnya” (Raudhatul Muhibbin, hal. 73).
#Kemuslimahan_Edisi_1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar