Jumat, 24 Juni 2016

Kapan Kau Pulang?

"Suatu saat nanti ketika kamu kembali mungkin aku sudah tak sama lagi seperti sekarang ini."
Kalimat terakhir yang kau katakan, kemudian berlalu meninggalkanku yang duduk sendirian di tengah keramaian.
Keramaian? Kata siapa?
Justru aku merasakan itu sepi. Yang kudengar hanya napasku sendiri yang tak teratur karena tangisan yang tiba-tiba memaksa untuk berontak.
Aku hanya bisa memandangi punggungmu yang semakin menjauh.
Tuan...
Apa kau tahu bagaimana sesaknya perasaanku saat itu?
Bukan hanya kau yang sakit tapi aku juga sakit. Amat sakit.
Aku kira kau bakal menengok ke arahku lagi lalu memintaku untuk tetap bertahan.
Tetapi kau tetap pergi. Kau tetap melangkah tanpa menengok ke belakang.
Tuan...
Aku tahu hari-harimu tak sebaik yang kau tulis dalam status media sosialmu.
Sama halnya seperti aku.
Hari-hariku juga tak sebaik yang kau kira.
Ketakutan-ketakutan itu kini menghinggap diriku setelah aku memutuskanmu.
Aku takut kau benar-benar pergi.
Aku takut kau tak akan pulang lagi ke rumah yang seharusnya kau singgahi.
Aku takut kau kecewa dengan sikap kekanak-kanakanku.
Dan akhirnya sekarang ketakutanku benar-benar nyata.
Tuan...
Kau benar-benar pergi bahkan kau tak ingin lagi menginjakkan kakimu di rumahmu sendiri.
Apa aku salah jika akhirnya aku mengharapkanmu untuk tetap pulang?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar